Saat Hubungan Keluarga kurang baik, Bapak sering mengajakku ke rumah Niniku, tentu bapak ketemu Mama. Saat itu, belum sepenuhnya pindah ke Arjasari, desa kelahiran Mama. Saat itu pernah hubungan keluarga kami kurang harmonis. Tapi apapun bapak tak bisa meninggalkan Mama,a apapun mama dan seperti apa, mama tidak akan ditinggalkan bapak sebab apa yang dilakukan Mama adalah untuk menyelesaikan kebutuhan Rumah Sakit, saat itu. sehingga Mama harus meminat tolong kepada kawannya bahkan Bank untuk menyelesaikan pengobatan saat sakit

Aku tak tahu pasti apa alasan Bapak tak marah dan tak sampai ke hal yang negatif dalam keluarga. Mereka akur kembali. Sebab Mama lakukan semua untuk Papa, tidak untuk diri sendiri. Uang yang mama terima untuk biaya berobat, uang yang dipinjam untuk Bapak yang saat itu terkena radang paru-paru. Aku masih sangat ingat betapa Bapak, di awal tugas dan dinasnya justru malah terkena Radang Paru.

OH Iya, kakiku masuk jeruji sepeda. Sepertinya aku mengantuk sehingga aku tak konsentrasi dan kakiku tanpa kusadari telah masuk ke dalam jeruji. aku tak merasakan sakit awalnya dan sesudahnya aku kesakitan dan perih. Beruntung bertemu Bude Purr, ia yang mengobatiku. AKu masih ingat beliau yang menolongku. Aku masih ingat rumahnya. Desa Didamukti, ia seorang mantri, bapaknya sudah tiada, Katanya zaman orba keluarganya termasuk yang dikucilkan. karena diduga menjadi pengikut atau simpatisan PKI?

Aku belum tahu apa arti pengucilan itu.? Termasuk juga Guruku Dahlan, Ia juga termasuk yang dikucilkan. Aku masih sangat ingat wajahnya. Seorang guru tapi dianggap PKI? Ia simpatisan. Hal yang sama terjadi pada Pak Bambang yang pengikut PKI di desa sebelah. KIni aku menilainy sebagai epos sejarah yang cukup pahit terjadi di Negeri ini. Padahal Tan Malaka meninggalkan legacy yang baik bagi Republik ini. Banyak fakta yang memperlihatkan hubungan yang baik antara NIlai Islam dan Sosialisme sebagaimana Tulisan Tjokro Aminoto tentang Islam dan Sosialisme